Empat Warga Tersambar Petir di Kebun Cabai Cihaur Sukabumi, Dua Meninggal Dunia, Dua Luka Berat

JabarNews.id | SukabumirayaNews: Insiden tragis terjadi di Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, ketika empat orang petani yang tengah bekerja di kebun cabai tersambar petir. Kejadian yang berlangsung pada Rabu sore sekitar pukul 14.00 WIB ini menewaskan dua orang di lokasi kejadian, sementara dua lainnya mengalami luka serius dan harus segera mendapatkan perawatan medis.

Menurut keterangan dari warga setempat, peristiwa nahas ini terjadi saat para korban sedang melakukan aktivitas bertani di area perkebunan cabai yang terletak di sekitar hutan. Cuaca pada saat itu dilaporkan mendung dengan hujan ringan disertai suara gemuruh petir. Tanpa disangka, sebuah petir menyambar lokasi tempat mereka bekerja, menyebabkan dua orang meninggal seketika di tempat.

Korban yang meninggal dunia diketahui bernama Epul, warga Kampung Cigadog, Desa Cihaur, serta Basuki (yang akrab disapa Abas), warga Cilame, Desa Ciemas. Kedua korban mengalami luka bakar serius akibat sambaran petir dan tidak dapat diselamatkan. Sementara itu, dua korban lainnya yang belum disebutkan namanya mengalami luka berat dan langsung dilarikan ke RSUD Palabuhanratu untuk mendapatkan perawatan intensif.

Sekretaris Desa Ciemas, Abah Away, membenarkan bahwa salah satu korban meninggal, yakni Basuki, merupakan warga dari desanya. Ia juga menambahkan bahwa salah satu korban yang dirawat di rumah sakit adalah anak dari Basuki, yang ikut bekerja di kebun pada saat kejadian.

Setelah insiden terjadi, warga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut segera bergegas ke lokasi untuk memberikan pertolongan. Mereka menemukan dua korban dalam kondisi sudah tidak bernyawa, sementara dua lainnya mengalami luka cukup serius dengan kondisi tubuh yang lemas akibat efek sambaran petir. Tanpa menunggu lama, warga bersama pihak desa mengupayakan evakuasi ke rumah sakit terdekat guna memastikan korban yang selamat mendapatkan penanganan medis dengan cepat.

Pihak kepolisian dan petugas medis yang tiba di lokasi segera melakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi korban yang meninggal. Setelah dinyatakan meninggal oleh petugas, jenazah Epul dan Basuki kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk segera dimakamkan. Sementara itu, pihak rumah sakit melaporkan bahwa kondisi dua korban yang selamat masih dalam pemantauan intensif, dengan luka yang cukup serius akibat efek listrik dari sambaran petir.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat, khususnya para petani dan pekerja yang sering berada di area terbuka saat cuaca buruk. Sambaran petir merupakan salah satu fenomena alam yang dapat berakibat fatal, terutama bagi mereka yang berada di tempat terbuka seperti sawah, kebun, atau lahan perkebunan ketika badai petir terjadi.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan segera mencari tempat berlindung apabila terjadi hujan disertai petir. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain:

  1. Menghindari Area Terbuka – Ketika petir mulai terdengar dan hujan mulai turun, sebaiknya segera mencari perlindungan di tempat yang lebih aman, seperti bangunan tertutup atau kendaraan.
  2. Tidak Berlindung di Bawah Pohon – Meskipun tampak sebagai tempat perlindungan sementara, berdiri di bawah pohon saat hujan badai dapat meningkatkan risiko tersambar petir karena pohon dapat menghantarkan listrik.
  3. Menjauhi Peralatan Logam – Alat-alat pertanian yang terbuat dari logam dapat menjadi penghantar listrik jika petir menyambar di sekitar lokasi tersebut. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak membawa atau memegang alat logam saat terjadi badai petir.
  4. Memantau Prakiraan Cuaca – Sebelum pergi ke kebun atau sawah, sebaiknya memeriksa prakiraan cuaca untuk menghindari kemungkinan terjebak dalam cuaca buruk.

Meninggalnya dua petani akibat tersambar petir ini menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Epul dan Basuki dikenal sebagai sosok pekerja keras yang setiap hari mencari nafkah dengan bercocok tanam di kebun. Kepergian mereka yang mendadak meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga, terutama bagi anak-anak dan istri yang ditinggalkan.

Warga sekitar juga menyatakan rasa prihatin dan turut berbelasungkawa atas kejadian ini. Beberapa di antara mereka menyampaikan bahwa insiden serupa jarang terjadi di daerah tersebut, sehingga kejadian ini menjadi peringatan bagi seluruh warga untuk lebih berhati-hati saat cuaca buruk melanda.

Hingga saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini, meskipun dugaan awal menunjukkan bahwa kejadian ini murni disebabkan oleh faktor alam. Pemerintah daerah juga berencana untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya petir dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko serupa di masa depan.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan masyarakat lebih waspada dan meningkatkan kesadaran akan bahaya cuaca ekstrem. Keselamatan adalah hal yang utama, dan menghindari aktivitas di luar ruangan saat badai petir merupakan langkah terbaik untuk mencegah jatuhnya korban jiwa di masa mendatang. (RED)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *