JabarNews.id | SukabumirayaNews: Pada Sabtu, 22 Februari 2025, sebuah tembok penahan tanah (TPT) yang terletak di Desa Gunasari, Kabupaten Sumedang, mengalami longsor. Peristiwa ini menyebabkan akses jalan antar kecamatan tertutup total akibat material longsoran yang menumpuk di badan jalan. Longsoran tersebut diperkirakan memiliki panjang sekitar 15 meter dengan ketinggian mencapai 3 meter, sehingga tidak hanya menghambat arus lalu lintas tetapi juga mengganggu aktivitas warga setempat yang bergantung pada jalur tersebut untuk mobilitas sehari-hari.
Menurut keterangan warga sekitar, longsor terjadi secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda yang mencolok sebelumnya. Beberapa warga sempat mendengar suara gemuruh sebelum material tanah dan tembok runtuh ke jalan. Kejadian ini sontak membuat panik warga yang kebetulan berada di sekitar lokasi, terutama karena jalan yang tertutup merupakan jalur penting yang digunakan masyarakat untuk bekerja, berdagang, dan mengakses layanan publik di kecamatan sebelah.
Diduga, penyebab utama longsor adalah struktur TPT yang tidak cukup kuat dalam menahan beban tanah di atasnya, terlebih setelah curah hujan tinggi yang mengguyur daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Kondisi tanah yang menjadi lebih labil akibat air hujan membuat daya cengkram TPT melemah hingga akhirnya mengalami keruntuhan. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah kurangnya perawatan dan evaluasi berkala terhadap kondisi tembok penahan tanah di wilayah rawan longsor seperti Gunasari.
Pemerintah setempat bersama tim gabungan dari BPBD Sumedang, Dinas PUPR, serta masyarakat sekitar segera turun tangan untuk menangani dampak dari longsor ini. Alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsoran dari badan jalan agar akses dapat kembali dibuka. Selain itu, petugas juga melakukan evaluasi terhadap struktur tanah di sekitar lokasi guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor susulan.
Kepala BPBD Sumedang menyampaikan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perencanaan yang matang dalam pembangunan infrastruktur di daerah rawan longsor. Ia juga mengimbau warga yang tinggal di sekitar lereng atau daerah dengan struktur tanah labil untuk lebih waspada, terutama saat musim hujan yang meningkatkan risiko bencana tanah longsor.
Sementara itu, warga setempat berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan permanen terhadap tembok penahan tanah yang runtuh serta meningkatkan sistem drainase di kawasan tersebut untuk mengurangi risiko longsor di masa mendatang. Mereka juga mengusulkan adanya pemeriksaan berkala terhadap kondisi TPT di berbagai titik rawan guna mencegah kejadian serupa terulang kembali. Hingga saat ini, proses pembersihan masih berlangsung, dan diharapkan dalam waktu dekat akses jalan dapat kembali normal sehingga aktivitas masyarakat tidak lagi terganggu. Pemerintah daerah juga berencana untuk meninjau ulang beberapa infrastruktur penahan tanah lainnya di Sumedang guna memastikan keamanannya dan meminimalisir potensi bencana serupa. (RED)