JabarNews.id | SukabumirayaNews: Kondisi infrastruktur di Jalur Pantura, terutama di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, semakin memprihatinkan akibat kerusakan yang cukup parah. Di berbagai titik, aspal jalan yang mengelupas telah menciptakan lubang-lubang besar yang berpotensi membahayakan pengendara, terutama bagi pengendara roda dua dan kendaraan kecil. Kerusakan ini semakin diperparah oleh tingginya volume kendaraan yang melintas setiap harinya, terutama truk-truk bermuatan berat yang menjadi tulang punggung distribusi barang antarprovinsi.
Salah satu titik yang mengalami kerusakan cukup parah adalah area di bawah jembatan layang sekitar Pasar Ikan. Di lokasi ini, aspal yang terkelupas membuat permukaan jalan menjadi tidak rata dan sulit dilalui dengan aman, terutama pada saat hujan. Lubang-lubang yang terbentuk tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Banyak pengendara yang mengeluhkan kondisi jalan tersebut, terutama karena minimnya rambu peringatan atau tindakan perbaikan dari pihak berwenang.
Kondisi serupa juga ditemukan di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, yang berada di dekat perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di titik ini, lubang-lubang di jalan semakin melebar hingga memperlihatkan plat besi jembatan yang seharusnya tertutup aspal. Kerusakan ini membuat kendaraan yang melintas harus memperlambat lajunya secara drastis, yang berpotensi menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan akibat pengereman mendadak.
Beberapa pengendara truk dan bus yang sering melewati jalur tersebut mengaku harus ekstra hati-hati karena kondisi jalan yang semakin memburuk. Mereka juga mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari kerusakan ini terhadap kendaraan mereka. “Kalau terus-terusan seperti ini, kendaraan kami bisa lebih cepat rusak. Suspensi, ban, dan bagian bawah mobil jadi lebih cepat aus karena sering menghantam lubang,” ujar salah satu sopir truk yang sering melintasi Jalur Pantura.
Di wilayah Karawang, kondisi Jalan Pantura juga tidak jauh berbeda. Lubang-lubang yang tersebar di sepanjang jalur tersebut membuat pengendara harus lebih waspada, terutama di malam hari ketika visibilitas lebih rendah. Beberapa kecelakaan ringan telah dilaporkan akibat pengendara yang kehilangan keseimbangan setelah menghantam lubang dengan kecepatan tinggi. Warga dan pengguna jalan berharap ada langkah cepat dari pemerintah untuk menangani masalah ini sebelum terjadi insiden yang lebih fatal.
Kerusakan jalan di Jalur Pantura bukanlah fenomena baru. Jalur ini merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan berbagai wilayah di Pulau Jawa dan memiliki peran penting dalam arus distribusi barang serta mobilitas masyarakat. Namun, kerusakan yang semakin parah dan meluas di berbagai titik menunjukkan kurangnya perawatan yang optimal dari pihak terkait.
Bagi pengendara, kondisi jalan yang buruk tidak hanya berisiko menyebabkan kecelakaan tetapi juga meningkatkan biaya perawatan kendaraan. Ban yang cepat aus, suspensi yang rusak, serta kemungkinan kecelakaan akibat jalan berlubang menjadi tantangan tersendiri bagi para pengguna jalan. Selain itu, bagi para pengusaha logistik, kondisi jalan yang buruk dapat menghambat waktu pengiriman dan meningkatkan biaya operasional akibat perbaikan kendaraan yang lebih sering diperlukan.
Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di sekitar Jalur Pantura juga terdampak akibat jalan yang rusak. Getaran akibat kendaraan besar yang menghantam lubang sering kali mengganggu kenyamanan warga sekitar, bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan retakan pada bangunan rumah atau toko di sepanjang jalan. Selain itu, debu dan kotoran dari jalan yang rusak juga dapat berdampak pada kesehatan masyarakat setempat.
Menanggapi kondisi ini, warga dan pengguna jalan mendesak pemerintah daerah serta pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan jalan sebelum situasi semakin memburuk. Mereka berharap pemerintah tidak hanya melakukan tambal sulam yang sering kali hanya bertahan dalam jangka waktu singkat, tetapi juga melakukan perbaikan menyeluruh dengan kualitas yang lebih baik agar tidak cepat rusak kembali.
Beberapa pengguna jalan juga menyarankan agar pemerintah memasang rambu-rambu peringatan di titik-titik jalan yang mengalami kerusakan parah. Hal ini penting agar pengendara yang belum familiar dengan kondisi jalan dapat lebih berhati-hati dan mengurangi kecepatan sebelum memasuki area yang berlubang.
Hingga saat ini, belum ada respons resmi dari pihak berwenang mengenai rencana perbaikan jalan di Jalur Pantura. Namun, dengan meningkatnya keluhan dari masyarakat serta dampak negatif yang semakin luas, diharapkan pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.
Perbaikan infrastruktur jalan yang tepat waktu dan berkualitas tidak hanya akan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, tetapi juga mendukung kelancaran aktivitas ekonomi di sepanjang Jalur Pantura. Warga berharap agar perbaikan jalan ini dapat menjadi prioritas dalam agenda pembangunan pemerintah, sehingga Jalur Pantura kembali menjadi jalur transportasi yang aman dan nyaman bagi semua pengguna. (RED)